ibu-hamil.web.id

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam

Bulan Ramadhan telah tiba. Seluruh umat muslim berbondong-bondong melakukan ibadah puasa. Mereka menahan lapar, dahaga, dan segala hawa nafsu dari mulai fajar menyingsing hingga terbenamnya matahari demi mengikuti perintah Alloh untuk menjadi orang yang bertakwa. Ya, secara hukum Islam, asalkan mereka muslim, baligh, berakal, dan mampu menunaikan puasa, maka wajib hukumnya bagi mereka untuk melaksanakannya. Lalu bagaimana dengan puasa bagi ibu hamil dan menyusui? Apakah ibu hamil dan menyusui termasuk golongan yang wajib berpuasa? Apa hukum puasa bagi ibu menyusui dan ibu hamil dalam Islam? Untuk tahu jawabannya, simaklah uraian berikut ini.

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam

Dalam Islam, hukum puasa bagi ibu hamil dan ibu menyusui secara umum terbagi menjadi 2, yaitu wajib dan makruh.

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam

Hukum wajib jatuh kepada para ibu hamil yang kondisi fisiknya sehat walafiat dan pertumbuhan janin atau bayi tidak riskan mengalami masalah jika ibunya berpuasa, sedangkan hukum makruh jatuh kepada para ibu hamil dan menyusui yang kondisi fisiknya lemah dan janin atau bayinya dikhawatirkan mengalami masalah jika ibunya memaksa berpuasa.

Hukum wajib puasa bagi ibu hamil dan menyusui sebetulnya kurang begitu populer di kalangan banyak ulama. Mewajibkan puasa bagi ibu hamil dan menyusui sangat riskan berpengaruh bagi pertumbuhan si bayi dan ibunya. Selain itu, dalil-dalil yang ada juga cenderung lebih menguatkan pendapat yang memakruhkan puasa bagi ibu hamil dan menyusui.

Banyak ulama berpendapat bahwa kewajiban puasa bagi ibu hamil dan menyusui gugur karena kondisi mereka yang memang membutuhkan banyak asupan makanan. Kewajiban berpuasa ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui dapat diganti dengan melakukan Qadha atau mengganti puasanya dengan puasa di hari lain setelah bulan Ramadhan seperti halnya orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan.
"Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." (QS. Al-Baqarah: 184).
Khusus bagi ibu hamil, kewajiban meng-qadha puasa juga dianggap sunnah mengingat setelah melahirkan, ia tentu akan menyusui anaknya, sehingga kondisi ini akan memberatkan bagi mereka. Sesuai petunjuk Al-Qur’an, kewajiban qadha ini dapat diganti dengan membayar fidyah sesuai cara yang telah ditentukan Rasulluloh. (Baca : Fidyah Ibu Menyusui dan Ibu Hamil)
“…Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin…” (Qs. Al-Baqarah: 184)
Nah, demikianlah pemaparan mengenai hukum puasa bagi ibu hamil dan menyusui dalam Islam. Sebetulnya masih banyak perdebatan dan perbedaan pendapat para ulama terkait dengan hukum satu ini. Namun, alangkah lebih baiknya kita ikuti pendapat yang paling kuat dan paling baik seperti yang dijelaskan di atas.

0 Response to "Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dan Menyusui dalam Islam"