Tentunya hampir semua ibu di dunia ini menginginkan dapat melahirkan dengan normal tanpa kendala apapun. Namun, pada kondisi tertentu, adakalanya seorang ibu harus melakukan operasi caesar untuk melahirkan calon bayinya. Salah satu kondisi tersebut adalah bila si calon bayi yang dikandungnya di dalam rahim berada dalam posisi sungsang. Bayi dalam posisi sungsang umumnya hanya dapat dilahirkan dengan cara operasi caesar.
Nah berikut ini kita akan membahas apa sebenarnya bayi sungsang, apa yang menjadi penyebabnya, bagaimana mengetahui bayi sungsang, dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar bayi sungsang.
Penyebab pertama yang dapat menimbulkan bayi sungsang adalah ukuran janin yang lebih kecil dari ruangan di rahim ibu. Ketidaksesuaian ini menyebabkan janin akan mudah dan dengan bebas berputar dalam rahim ibu. Jika kondisi ini terjadi pada trimester 3 atau sekitar usia kehamilan 7 bulan – 9 bulan, maka besar kemungkinan janin tersebut ada dalam posisi sungsang.
Penyebab kedua adalah bentuk rahim ibu yang tidak normal. Yang dimaksud dengan tidak normal meliputi air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor atau mioma di dalam rahim, bayi sungsang dan terilit tali pusar, posisi plasenta yang berada di bawah sehingga menutupi jalan lahir, kepala bayi terlalu besar, atau karena multiparitas.
Penyebab ketiga adalah bayi kembar. Kehamilan dengan bayi kembar memiliki resiko sungsang yang semakin besar pada salah satu janinnya. Hal ini disebabkan oleh janin yang kepalanya berputar ke bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu sulit dilalui janin kembarannya, sehingga posisi kembarannya menjadi sulit berputar.
Posisi bersujud tidak berbahaya bagi ibu hamil, karena secara alamiah memberikan ruang pada bayi untuk kembali ke posisi normal, meskipun posisi ini dapat membuat ibu hamil merasa sesak dan tidak nyaman jika dilakukan terlalu lama. Karenanya apabila melakukan hal ini sebaiknya hentikan dulu jika ibu hamil mulai merasa sesak, dan dapat dilanjutkan lain waktu.
Selain metode tersebut, dokter juga bisa melakukan koreksi dari luar, yaitu dengan memutar janin sampai ke posisi yang semestinya. Untuk melakukan tindakan tersebut, ada beberapa kondisi yang dipersyaratkan, yaitu tidak ada lilitan tali pusat pada bayi, tidak ada kondisi hidrosefalus, plasenta previa, mioma, ukuran bayi tidak lebih besar dari panggul ibu.
Tindakan koreksi luar tersebut sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu (8 bulan). Namun, saat ini tindakan tersebut jarang dilakukan karena selain membuat ibu merasa sakit, juga berbahaya pada janin apabila dilakukan secara terpaksa.
Selain itu, persalinan sungsang yang dilakukan secara normal juga dapat menyebabkan pendarahan otak pada bayi. Proses kelahiran tersebut juga akan sangat berat bagi si ibu, karena membutuhkan tenaga yang amat besar untuk dapat mengeluarkan bayinya secara keseluruhan. Apabila si ibu tidak mampu, maka akibatnya bisa fatal, yaitu bayi bisa terjepit di jalan lahir.
Meski melahirkan bayi sungsang secara normal terkesan berisiko sebagaimana disebutkan di atas, namun untuk beberapa kasus, kelahiran normal masih dapat dilakukan apabila memenuhi syarat berikut:
a. Ukuran bayi kecil dengan bobot tidak lebih dari 3,5 kg
b. Bukan kehamilan pertama
c. Posisi kepala janin normal yaitu menundunk atau menghadap ke bawah
d. Panggul ibu cukup luas untuk ukuran bayi
e. Bayi tidak dalam kondisi terlilit tali pusar.
Nah, demikianlah pembahasan mengenai bayi sungsang. Semoga dapat menjadi bahan referensi bagi Anda, para ibu hamil yang kini tengah menantikan kehadiran calon buah hati. Dan semoga kita semua terhindar dari kelainan bayi sungsang ini. Amiin.
Nah berikut ini kita akan membahas apa sebenarnya bayi sungsang, apa yang menjadi penyebabnya, bagaimana mengetahui bayi sungsang, dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar bayi sungsang.
Apa Bayi Sungsang Itu?
Bayi sungsang adalah bayi yang posisi letaknya di dalam rahim mengalami kelainan yaitu posisi kepala ada di atas, sedangkan kakinya ada di bawah. Padahal untuk dapat melahirkan secara normal, posisi kepala haruslah ada di bawah.Apa yang Menyebabkan Bayi Sungsang Itu?
Bayi sungsang dapat disebabkan sedikitnya oleh 3 hal yaitu ukuran janin lebih kecil dari ruangan rahim ibu, bentuk rahim ibu tidak normal, dan kehamilan bayi kembar.Penyebab pertama yang dapat menimbulkan bayi sungsang adalah ukuran janin yang lebih kecil dari ruangan di rahim ibu. Ketidaksesuaian ini menyebabkan janin akan mudah dan dengan bebas berputar dalam rahim ibu. Jika kondisi ini terjadi pada trimester 3 atau sekitar usia kehamilan 7 bulan – 9 bulan, maka besar kemungkinan janin tersebut ada dalam posisi sungsang.
Penyebab kedua adalah bentuk rahim ibu yang tidak normal. Yang dimaksud dengan tidak normal meliputi air ketuban yang terlalu banyak, adanya tumor atau mioma di dalam rahim, bayi sungsang dan terilit tali pusar, posisi plasenta yang berada di bawah sehingga menutupi jalan lahir, kepala bayi terlalu besar, atau karena multiparitas.
Penyebab ketiga adalah bayi kembar. Kehamilan dengan bayi kembar memiliki resiko sungsang yang semakin besar pada salah satu janinnya. Hal ini disebabkan oleh janin yang kepalanya berputar ke bawah lebih dulu akan membuat rongga panggul ibu sulit dilalui janin kembarannya, sehingga posisi kembarannya menjadi sulit berputar.
Bagaimana Mengetahui Bayi Sungsang?
Untuk mengetahui posisi bayi sungsang atau tidak, Anda bisa melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Pemeriksaan sungsang atau tidaknya posisi bayi baru dapat dilakukan pada trimester kedua. Pemeriksaan dapat menggunakan bantuan alat USG (ultrasonografi) atau secara manual. Pada pemeriksaan secara manual, dokter akan meraba bagian luar perut ibu dengan indikator bila bagian yang paling keras dan besar (dianggap kepala bayi) berada di atas, maka bayi diduga ada dalam posisi sungsang.Bisakah Posisi Bayi Sungsang Diubah?
Banyak ibu hamil yang mengandung bayi sungsang bertanya, apakah bisa posisi bayi sungsang diubah kembali menjadi normal? Jawabannya adalah bisa, karena apabila posisi sungsang janin telah terlihat pada usia kehamilan 7 sampai 8 bulan, ada kemungkinan dilakukan koreksi untuk mengubah posisi janin, yaitu dengan melakukan posisi bersujud, 5 sampai 10 menit sebanyak 2 kali sehari. Bila posisi tersebut dilakukan dengan baik dan teratur, maka potensi posisi bayi yang sungsang akan kembali ke posisi normalnya akan semakin besar.Posisi bersujud tidak berbahaya bagi ibu hamil, karena secara alamiah memberikan ruang pada bayi untuk kembali ke posisi normal, meskipun posisi ini dapat membuat ibu hamil merasa sesak dan tidak nyaman jika dilakukan terlalu lama. Karenanya apabila melakukan hal ini sebaiknya hentikan dulu jika ibu hamil mulai merasa sesak, dan dapat dilanjutkan lain waktu.
Selain metode tersebut, dokter juga bisa melakukan koreksi dari luar, yaitu dengan memutar janin sampai ke posisi yang semestinya. Untuk melakukan tindakan tersebut, ada beberapa kondisi yang dipersyaratkan, yaitu tidak ada lilitan tali pusat pada bayi, tidak ada kondisi hidrosefalus, plasenta previa, mioma, ukuran bayi tidak lebih besar dari panggul ibu.
Tindakan koreksi luar tersebut sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34 minggu (8 bulan). Namun, saat ini tindakan tersebut jarang dilakukan karena selain membuat ibu merasa sakit, juga berbahaya pada janin apabila dilakukan secara terpaksa.
Apakah Bahaya Jika Melahirkan Bayi Sungsang dengan Cara Normal?
Pada persalinan sungsang, dimana posisi pantat bayi keluar terlebih dahulu, waktu yang tersedia untuk bayi sampai keseluruhan tubuh dan kepalanya keluar adalah 8 menit. Hanya selama 8 menit itulah kapasitas oksigen yang dimiliki bayi, dan lebih dari waktu tersebut dikhawatirkan bayi akan mengalami kekurangan oksigen sehingga dapat menyebabkan kematian.Selain itu, persalinan sungsang yang dilakukan secara normal juga dapat menyebabkan pendarahan otak pada bayi. Proses kelahiran tersebut juga akan sangat berat bagi si ibu, karena membutuhkan tenaga yang amat besar untuk dapat mengeluarkan bayinya secara keseluruhan. Apabila si ibu tidak mampu, maka akibatnya bisa fatal, yaitu bayi bisa terjepit di jalan lahir.
Meski melahirkan bayi sungsang secara normal terkesan berisiko sebagaimana disebutkan di atas, namun untuk beberapa kasus, kelahiran normal masih dapat dilakukan apabila memenuhi syarat berikut:
a. Ukuran bayi kecil dengan bobot tidak lebih dari 3,5 kg
b. Bukan kehamilan pertama
c. Posisi kepala janin normal yaitu menundunk atau menghadap ke bawah
d. Panggul ibu cukup luas untuk ukuran bayi
e. Bayi tidak dalam kondisi terlilit tali pusar.
Nah, demikianlah pembahasan mengenai bayi sungsang. Semoga dapat menjadi bahan referensi bagi Anda, para ibu hamil yang kini tengah menantikan kehadiran calon buah hati. Dan semoga kita semua terhindar dari kelainan bayi sungsang ini. Amiin.
0 Response to "Bayi Sungsang, Apa dan Bagaimana? Pembahasan Lengkap!"